DOWNLOAD FILE: STRATEGI ALTERNATIF (MANAJEMEN STRATEGI)
JENIS – JENIS STRATEGI ALTERNATIF
Di
dalam buku Konsep Manajemen Strategis, David menjelaskan bahwa ada beberapa
jenis strategi alternative. Berikut ini adalah jenis – jenis strategi
alternative yaitu :
A.
STRATEGI
INTEGRASI
Strategi Integrasi adalah jenis strategi
yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor,
pemasok, dan / atau pesaing. Jenis – jenis integrasi adalah sebagai berikut :
1. Integrasi
ke depan
Integrasi
ke depan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.
2. Integrasi
ke belakang
Integrasi
ke belakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
3. Integrasi
horizontal
Integrasi
horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas pesaing.
B.
STRATEGI
INTENSIF
Strategi intensif adalah jenis strategi
yang mengharuskan adanya upaya – upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah
perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik.
1. Penetrasi
pasar
Penetrasi
pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk
produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya – upaya pemasaran
yang lebih besar.
2. Pengembangan
pasar
Pengembangan
pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru.
3. Pengembangan
produk
Pengembangan
produk adalah jenis strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan melalui
perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.
C.
STRATEGI
DIVERSIFIKASI
Strategi diversifikasi adalah suatu jenis
strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa baru untuk membantu
meningkatkan penjualan perusahaan.
1. Diversifikasi
Terkait
Diversifikasi
terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang
baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan yang lama.
2. Diversifikasi
tak terkait
Diversifikasi
tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa
yang baru namun tidak berkaitan sama sekali dengan garis bisnis perusahaan
sebelumnya.
D.
STRATEGI
MERGER
Definisi merger yang lain yaitu sebagai
penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan
pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
1. Merger
Horisontal
Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi.Efek dari merger horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industry tersebut.
Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi.Efek dari merger horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industry tersebut.
2. Merger
vertical
Merger vertical adalah integrasi yang melibatkan
perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam tahapan – tahapan proses produksi
atau operasi. Merger dan akuisisi vertical dilakukan oleh perusahaan –
perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok
dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.
3. Merger
Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih
perusahaan yang masing – masing bergerak dalam industry yang tidak terkait.
Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha
mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang berbeda
sama sekali dengan bisnis semula.
4. Merger
Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan
oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama – sama memperluas area
pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan
pemasaran bagi produk masing – masing perusahaan.
5. Merger
Ekstensi Produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan
oleh dua atau lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing – masing
perusahaan.Merger dan akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan
departemen riset dan pengembangan masing – masing untuk mendapatkan sinergi
melalui efektifitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.
Pola adalah sistem bisnis yang
diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dan dalam hal ini pola merger adalah
sistem bisnis yang akan diadopsi atau yang akan dijadikan acuan oleh perusahaan
hasil merger. Klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori
yaitu:
1) Mothership
Merger
Mothersip
merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola atau
sistem pada perusahaan hasil merger.
2) Platform
Merger
Jika
dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi, maka dalam platform
merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing – masing perusahaan
tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem atau pola bisnis,
sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.
E.
STRATEGI
AKUISISI
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan
atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain,
dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih
tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004).bMenurut
Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
a) Akuisisi
horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih
dalam bisnis yang sama.
b) Akuisisi vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
b) Akuisisi vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
c) Akuisisi
konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan badan usaha pembeli.
Klasifikasi berdasarkan obyek yang
diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi asset, yaitu:
1) Akuisisi
saham
Istilah
akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan,
dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari
penjual kepada pembeli.Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akisisi yang
paling umum ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi.
2) Akuisisi
Asset
Apabila
sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli sebagian
atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian
tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi
parsial.
Akuisisi
asset secara sederhana dapat dikatakan merupakan:
- Jual beli (asset) antara pihak yang melakukan akuisisi asset ( sebagai pihak pembeli ) denganpihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual), Jika akuisisi dilakukan denga pembayaran uang tunai.
- Perjanjian tukar menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik dan pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.
F.
STRATEGI
KEMITRAAN
Tujuan
:
- Member jalan masuk ke pasar
- Mengurangi resiko akibat perubahan lingkungan
- Kemampuan untuk saling melengkapi
- Memperoleh sumber – sumber dari luar yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
Kerjasama
antar organisasi menghasilkan kekuatan untuk menghadapi resiko :
1) Keanekaan
dan pergolakan lingkungan
Keanekaan
ini menghambat usaha organisasi untuk menghubungkan pembeli dengan barang dan
jasa dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli dalam
pasar.Pergolakan disebabkan oleh pembaharuan / keusangan teknologi yang
didorong oleh perkembangan IPTEK.
2) Kesenjangan
ketrampilan dan sumber daya
Disebabkan
oleh :
- Peningkatan kompleksitas teknologi
- Hambatan keuangan
- Jalan masuk ke pasar
- Teknologi informasi dalam kaitannya dengan waktu, biaya dan efektifitas.
1)
Hubungan
Pelanggan – Pemasok
Hubungan pelanggan dan pemasok ini berupa transaksi
sampai kerjasama perusahaan. Hubungan kerja sama terdiri atas kegiatan yang
terbagi seperti desain proses dan produk, bantuan penerapan, kontral pemasokan
jangka panjang dan program penyediaan barang tepat waktu ( just in time ).
Keputusan
pemasok untuk mengembangkan kerjasama yang kuat harus mencakup penilaian factor
– factor seperti :
a) Filosofi
melaksanakan bisnis
b) Ketergantungan
relative terhadap mitra usaha
c) Kontribusi
teknologis
Dalam
kerja sama antar organisasi butuh penyesuaian karena :
a) Pertimbangan
investasi dibutuhkan dari salah satu atau kedua perusahaan
b) Mengatur
bisnis yang ditunjukkan ke pelanggan
c) Investasi
sering tidak dapat dialihkan ke bisnis lainnya
d) Persaingan
jangka panjang
2)
Hubungan
Saluran Distribusi
Saluran
ini memberikan produsen jalan masuk kepada pelanggan dan organisasi pemakai
akhir.
G.
STRATEGI
JOINT VENTURE
Joint Venture merupakan
suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana
masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi
juga bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen
sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah
pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya
tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures)
dalam bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (license
agreement), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance and know-how
agreement), dan sebagainya.
Dasar-dasar adalah sebagai berikut:
Dasar-dasar adalah sebagai berikut:
1. Adanya
perusahaan baru yang didirikan secara bersama oleh beberapa perusahaan lain.
2. Adanya
modal joint venture terdiri dari know-how dan modal saham yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan pendiri. Kekuasaan ada dipemegang saham terbanyak,
3. Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kemerdekaan masing- masing.
3. Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kemerdekaan masing- masing.
Bentuk joint venture hanya dikenal dalam rangka
kerjasama perusahaan domestik dengan perusahaan perusahaan asing yang melakukan
ekspansi bisnis. Ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai effisiensi, tingkat kompetitif yang lebih, serta untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode
seperti:
H.
STRATEGI
TURN AROUND
yaitu strategi untuk
melakukan pembenahan/perbaikan terhadap kondisi bisnis yang ada sekarang
melalui pencarian metode lain agar perusahaan efisien,penghapusan produk yang
tidak menguntungkan, pengurangan angkatan kerja yang tidak produktif,
pemotongan aktifitas yang tidak perlu dilakukan, merapikan distribusi dan
lain-lain.
a)
Strategi
Penghematan atau Retrenchment
Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan
regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan dan
profit. Strategi ini jugs disebut strategi turnaround, atau reorganisasi. Selama strategi ini bekerja dengan sumber
daya terbatas dan menghadapi tekanan dan dari pemilik, karyawan, dan media.
Langkah awal dalam pelaksananaan strategi penghematan
ini adalah menonaktifkan beberapa asset
yang tidak produktif, jika ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang
produktif dengan syarat perusahaan
mengalami penurunan penjulan. Wujud nyata dari strategi ini berupa, pemangkasan
lini produk penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses,
pengurangan karyawan, system pengendalian biaya yang ketat.
Pedoman
yang harus dijalankan agar strategi retrenchement efektfi:
1. Gagal
mencapai tujuan dan sasaran secara konsisten, tetapi perusahaan memiliki kompetensi distingtif.
2. Perusahaan
adalah salah satu pesaing lemah
3. Inefisiensi,
profitablilitas rendah, moral karyawan buruk, serta tekanan dan pemilik untuk
melakukan reorganisasi.
4. Pertumbuhan
yang terlampau pesat, perlu reorganisasi internal.
a)
Strategi
Divestment
Penjualan satu atau lebih bisnis yang ada sekarang
atau pemisahan bagian perusahaan yang ada sekarang. Hal ini dilakukan karena
kegagalan yang terjadi secara konsisten pada bisnis tersebut dalam mencapai
tujuannya. Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan
maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti
tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana
segar. Strategi divestasi juga sering dilakuakn untuk menggali modal untuk
selanjutnya digunakan mendanai akuisisi atau investasi. Pedoman yang harus
diikuti agar strategi divestasi berjalan efektif adalah:
a) Penghematan
gagal dilakukan untuk memperbaiki keadaan
b) Divisi
perlu sumber daya lebih dari yang ada
c) Divisi
bertanggung jawab atas performa perusahaan yang buruk
d) Divisi
tidak berjalan dengan organisasi
e) Banyak
dana kas yang dibutuhkan dan tidak dapat digali dari sumber lain
I.
STRATEGI
LIKUIDASI
Strategi untuk
menjual aset bisnis yang ditutup akibat kegagalan atau tidak dapat secara
konsisten mencapai tujuan. menjual asset perusahaan yang bernilai tangible
merupakan strategi likuidasi. Stragegi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan
dan memiliki konsekuensi secara emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti
daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang (bangkrut).
Pedoman
yang harus diikuti agar strategi likuidasi efektif:
a) Ketika
strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil
b) Hanya
alternative bangkrut, likuidasi adalah satu-satunya cara untuk memperoleh dana
kas atas asset perusahaan.
c) Pemilik
perusahaan dapat meminimumkan kerugian dengancara menjual asset perusahaan.
ANALISIS MANAJEMEN
STRATEJIK
PT INDOFOOD – INDOMIE
Informasi Mengenai PT Indofood Indomie
Manajemen
Marketing
Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah
mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam varians. Ada Indomie goreng,
Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa
tradisional seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga
ada Indomie duo dan Indomie goreng Premium.
Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie
ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada konsumennya, dengan juga
terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan
selera konsumen.
Segmen utama yang dituju oleh
Indomie adalah segmen pasar Indonesia dengan targetnya adalah kalangan
kelas menengah ke atas. Target tersebut juga dipertimbangkan karena produk
Indomie merupakan produk yang health conscious, sehingga dinilai sesuai untuk
kalangan menengah ke atas yang sudah mulai mengutamakan aspek kesehatan dalam
mengkonsumsi suatu produk. Akan tetapi saat ini Indomie telah mulai merambah
pasar luar negeri. Dan mengenai masalah target pasarnya, walaupun target
utamanya adalah kalangan menengah ke atas, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk semua kalangan menikmati produk Indomie, dikarenakan sangat
banyak warung-warung kecil yang menjual produkk Indomie, maupun warung-warung
Indomie pinggir jalan yang membuat Indomie siap makan.
Aktivitas pemasaran yang dilakukan Indomie
untuk menjual produknya tergolong cukup gencar dan terintegrasi. Apalagi ketika
Wingsfood dengan mie sedap-nya muncul sebagai kompetitor baru yang agresif,
Indofood juga menjadi lebih agresif dalam belanja iklan. Walaupun Indomie
bukanlah produk utama yang digunakan untuk melawan mie sedaap, akan tetapi hal
tersebut tetap memicu kenaikan biaya pemsaran yang digunakan oleh Indomie.
Penetapan harga produk Indomie berbeda
dengan produk Indofood lainnya, hal tersebut dikarenakan aspek target pasar
yang dtuju oleh Indomie adalah kalangan menengah ke atas, sehingga Indomie
sebgai produk yang lebih elegan mempunyai harga yang sedikit lebih mahal. Dalam
penentuan harga, suppliers tidak terlalu mempengaruhi penetapan harga produk
Indomie, dikarenakan Indofood menguasai jaringan produk ini dari hulu ke hilir,
sehingga yang memungkinkan adanya perubahan harga misalnya adalah ketika memang
terjadi perubahan harga bahan baku utama yang cukup siginifikan.
Produksi
Indomie ternyata sudah merambah
produksinya hingga Nigeria, arab Saudi, dan mesir, namun pembangunan pabrik
disana masih dalam tahap penjajakan.
Bagi Indomie kegiatan proses produksi
adalah suatu kegiatan terpenting bagi perusahaan. Karena dengan berlangsungnya
proses produksi yang efektif dan efisien , diharapkan kebutuhan konsumen atau
pasar dapat terpenuhi. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar apabila
ketersediaan akan bahan baku mencukupi.
Pengertian bahan baku dalam hal ini adalah
sebagai bagian dari aktifa yang meliputi bahan baku, ataupun barang setengah
jadi yang akan mengalami suatu proses produksi. Pada prinsipnya persediaan
bahan baku ditujukan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya jalannya
operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berurutan dalam upaya
memproduksi barang jadi atau produk.
Distribusi
Indofood memiliki satu grup tersendiri
yang menangani pendistribusian produk-produknya yaitu Grup Distribusi Indofood.
Grup distribusi Indofood sangat berperan dalam meningkatkan penjualan
produknya. Peningkatan penjualan pada tahun 2007 misalnya, merupakan satu hasil
kerja keras dari Grup distribusi Indofood, dan tentu saja hasil dari output
bagian-bagian lain pula. Indofood dalam pendistribusiannya concern sekali
dengan stock point yang ada di kawasan-kawasan startegis, yang dapat menjamin
kelancaran distribusi produk ke ritel-ritel. Penetrasi yang dalam juga telah
dilakukan oleh grup ini dengan menambah stock point, sehingga dapat
meningkatkan jumlah ritel yang dilayani dan dapat menjangkau kawasan-kawasan
pedesaan.
Dalam konteks produk Indofood adalah mi
instant, pendistribusiannya dapat dikatakan sudah cukup dalam, paling tidak
menurut pendapat penulis. Hal tersebut terindikasi dari tersebarnya
warung-warung yang khusus menjual indomie yang siap makan. Selain itu, indikasi
lain adalah keberadaan indomie di warung-warung kecil selain tentu saja
keberadaannya di setiap supermarket di pelosok Indonesia.
Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh
Qasa Consulting, kekuatan distribusi Indomie terbukti, dalam The Most Powerfull
Distribution Performance tahun 2007, yang mencapai 95%, sedangkan Mi Sedaap
yang merupaklan pesaingnya mempunyai kekuatan distribusi sebesar 73%.
Research & Development (R & D)
Indomie memiliki Divisi R&D internal
sehinga tidak membutuhkan R&D eksternal. Karyawannya memiliki kualifikasi
sebagai berikut sebagai persyaratan bergabung jika ada lowongan :
- Min
Bachelor degree (S1) Food Science Technology
- Max
1 year experience as R & D Specialist
- Very
Good Analytical thinking
Management Information System
Dalam strukturnya tidak terdapat direktur
sistem informasi PT Indofood. Namun setiap manager menggunakan ahli sistem
informasi yang telah diekrut
Finance/Accounting
Kondisi keuangan perusahaan terus membaik
pada tahun 2007. Hal tersebut tercermin dari beberapa indicator yaitu naiknya
net income, total asset, dan cash on hand. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini
merupakan indicator-indikator utama dalam menilai kondisi keuangan Indofood.
KASUS
Indomie kini berada di tengah-tengah
persaingan yang ketat. Setelah sekian lama menikmati persaingan yang “hampa”,
mulai pada tahun 2003, tepatnya pada bulan mei, Indomie harus menghadapi
gempuran produk baru yang cukup sensasional, Mie Sedaap. Produk Mie berbendera
Wingsfood tersebut sangat agresif dalam menggarap pasar yang selama kurun waktu
sebelum 2003 dikuasai oleh Indomie. Selain itu, muncul pula pesaing baru, Mie
Kare dari Orang Tua group. Pada saat itu, sebagai dominant market
leader, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga
kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan
Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan yang muncul secara tiba-tiba
tersebut membuat Indofood seolah tersentak. Sebagai akibat dari
ketidaksiapannya menghadapi persaingan dari para competitor baru, pangsa pasar
Indofood mulai terkikis. Menurut data MIX, pada tahun 2002 Indofood masih
menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan
rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gencar, pangsa pasar Indofood mulai
goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%.
Pangsa pasar 25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya.
Analisis
Tindakan Strategi Manajemen yang sudah dan sedang dilakukan PT Indofood-Indomie
dalam rangka menghadapi persaingan seperti kasus diatas dan tentunya dalam
rangka mencapai visi misinya. (Klasifikasikan sesuai tipe strategi perusahaan
yang sudah di bahas dalam pertemuan ini.)
ANALISIS
KASUS
STRATEGI INTEGRASI
Strategi Integrasi Ke Depan
Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood
terutama dalam bidang distribusi produk. PT. Indofood telah sukses dengan
menerapkan startegi ini, terbuktri dengan penjualan yang tetap stabil walaupun
banyak gempuran dari para pesaing. PT. Indofood memiliki grup distribusi PT.
Indofood yang sangat berperan dalam penjualan produknya dan sangat concern di
tempat – tempat yang strategis untuk dapat meningkatkan distribusi. Strategi
ini dengan menambah stock point sangat membantu meningkatkan distribusi produk.
Dengan menerapkan strategi ini, maka PT. Indofood juga dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan karena tidak menggunakan jasa distributor lain.
Strategi Integrasi Ke Belakang
Strategi
ini digunakan oleh PT. Indofood untuk menangani masalah pasokan perusahaan.
Namun perusahaan masih mengimpor bahan baku utama pembuatan mie yakni gandum dari luar negeri, dilain sisi
proses pendistribusian bahan baku telah ditangani sendiri oleh PT. Indofood,
sehingga dapat dikatakan perusahaan telah menerapkan strategi integrasi ke
belakang, namun belum sepenuhnya.
STRATEGI INTENSIF
Penetrasi Pasar
Strategi
ini dilakukan oleh PT. Indofood, yakni dengan melakukan promosi gencar yang
menyasar kaum menengah keatas. Selain itu jugamembuat iklan dengan menyasar kaum muda yang memiliki aktivitas
padat dengan produk indomie dapat menjadi pilihan yang tepat. Selain itu
indomie juga sering mengadakan event – event seperti pembuatan jingle indomie
yang secara tidak langsung mempromosikan indomie.
Pengembangan Pasar
Strategi
ini digunakan oleh indomie terbukti dengan indomie terus gencar untuk mendapatkan pangsa pasar baru
selain didalam negeri. Indomie juga melakukan ekspansi keluar negeri yakni ke
semua benua didunis serta membangun pabrik disana.
Pengembangan Produk
Strategi
ini dilakukan oleh PT. Indofood yakni dengan mengeluarkan berbagai varian rasa
yang berbeda serta mengeluarkan berbagai macam kemasan yang berbeda seperti
jenis biasa maupun yang premium. PT.
Indofood pun selalu serius dalam mengembangkan produk – produk mie dengan rasa
terbaru yang lebih sehat dan juga sesuai dengan selera pasar yang sebelumnya
telah dilakukan penelitian dan pengembangan yang mumpuni.
STRATEGI DIVERSIFIKASI
Diversifikasi Terkait
Strategi
ini digunakan oleh PT. Indofood,terbukti dengan adanya produk sejenis mie namun
dengan kemasan yang berbeda yakni pop mie, pelopor mie dengan bentuk cup yang
sampai saat ini masoih menguasai pasar mie dalam cup.
Diversifikasi Tak Terkait
Strategi
ini digunakan oleh perusahaan, salah satu contohnya masuknya PT. Indofood dalam
sector bumbu praktis berbagai masakan, saus, kecap serta berbagai jenis barang
konsumsi . Diversifikasi ini diluar produk utama PT. Indofood yakni mie instan,
namun masih dalam sector konsumsi.
STRATEGI AKUISISI
Strategi
ini dilakukan oleh PT. Indofood, yakni dengan mengakuisisi beberapa perusahaan
salah satunya adalah mengakuisi usaha Grup Tirta Bahagia yang bergerak dalam
bidang industry air minum dalam kemasan (AMDK).
STRATEGI JOINT VENTURE
Strategi
ini dilakuakn oleh PT. Indofood yakni dengan melakukan joint venture dengan
Tsukishima Food Industry Co Ltd yang membentuk PT PT. Indofood Tsukushima
Sukses Makmur di Indonesia
Post a Comment