ARTIKEL KAMI

Friday 18 November 2016

STRATEGI ALTERNATIF




JENIS – JENIS STRATEGI ALTERNATIF
Di dalam buku Konsep Manajemen Strategis, David menjelaskan bahwa ada beberapa jenis strategi alternative. Berikut ini adalah jenis – jenis strategi alternative yaitu :
A.    STRATEGI INTEGRASI
Strategi Integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan / atau pesaing. Jenis – jenis integrasi adalah sebagai berikut :
      1.      Integrasi ke depan
Integrasi ke depan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.
      2.      Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
      3.      Integrasi horizontal
Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.
B.     STRATEGI INTENSIF
Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya upaya – upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik.
      1.      Penetrasi pasar
Penetrasi pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya – upaya pemasaran yang lebih besar.
      2.      Pengembangan pasar
           Pengembangan pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke               wilayah geografis baru.
      3.      Pengembangan produk
Pengembangan produk adalah jenis strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.
C.    STRATEGI DIVERSIFIKASI
Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa baru untuk membantu meningkatkan penjualan perusahaan.
            1.      Diversifikasi Terkait
Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan yang lama.
            2.      Diversifikasi tak terkait
Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan sama sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya.
D.    STRATEGI MERGER
Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
      1.      Merger Horisontal
         Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi.Efek dari merger horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industry tersebut.
       2.      Merger vertical
           Merger vertical adalah integrasi yang melibatkan perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam tahapan – tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi vertical dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.
       3.      Merger Konglomerat
         Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing – masing bergerak dalam industry yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula.
      4.      Merger Ekstensi Pasar
           Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama – sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing – masing perusahaan.
      5.      Merger Ekstensi Produk
      Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing – masing perusahaan.Merger dan akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing – masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektifitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.
         Pola adalah sistem bisnis yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dan dalam hal ini pola merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atau yang akan dijadikan acuan oleh perusahaan hasil merger. Klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori yaitu:
          1)      Mothership Merger
        Mothersip merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola atau sistem pada perusahaan hasil merger.
          2)      Platform Merger
        Jika dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi, maka dalam platform merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing – masing perusahaan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem atau pola bisnis, sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.

E.     STRATEGI AKUISISI
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004).bMenurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
            a)      Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih dalam                bisnis yang sama.
            b)      Akuisisi vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
            c)   Akuisisi konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya sama sekali                  dengan badan usaha pembeli.
                 Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi asset, yaitu:
           1)      Akuisisi saham
      Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual kepada pembeli.Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akisisi yang paling umum ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi.
           2)      Akuisisi Asset
       Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial.
Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan merupakan:

  •    Jual beli (asset) antara pihak yang melakukan akuisisi asset ( sebagai pihak pembeli ) denganpihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual), Jika akuisisi dilakukan denga pembayaran uang tunai.
  •      Perjanjian tukar menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik dan     pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.

F.     STRATEGI KEMITRAAN
Tujuan :

  • Member jalan masuk ke pasar
  •   Mengurangi resiko akibat perubahan lingkungan
  • Kemampuan untuk saling melengkapi
  •  Memperoleh sumber – sumber dari luar yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
Kerjasama antar organisasi menghasilkan kekuatan untuk menghadapi resiko :
            1)     Keanekaan dan pergolakan lingkungan
         Keanekaan ini menghambat usaha organisasi untuk menghubungkan pembeli dengan barang dan jasa dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli dalam pasar.Pergolakan disebabkan oleh pembaharuan / keusangan teknologi yang didorong oleh perkembangan IPTEK.
             2)      Kesenjangan ketrampilan dan sumber daya
 Disebabkan oleh :

  1.  Peningkatan kompleksitas teknologi
  2. Hambatan keuangan
  3. Jalan masuk ke pasar
  4.  Teknologi informasi dalam kaitannya dengan waktu, biaya dan efektifitas.

      1)      Hubungan Pelanggan – Pemasok
Hubungan pelanggan dan pemasok ini berupa transaksi sampai kerjasama perusahaan. Hubungan kerja sama terdiri atas kegiatan yang terbagi seperti desain proses dan produk, bantuan penerapan, kontral pemasokan jangka panjang dan program penyediaan barang tepat waktu ( just in time ).
Keputusan pemasok untuk mengembangkan kerjasama yang kuat harus mencakup penilaian factor – factor seperti :
a)      Filosofi melaksanakan bisnis
b)      Ketergantungan relative terhadap mitra usaha
c)      Kontribusi teknologis
Dalam kerja sama antar organisasi butuh penyesuaian karena :
a)      Pertimbangan investasi dibutuhkan dari salah satu atau kedua perusahaan
b)      Mengatur bisnis yang ditunjukkan ke pelanggan
c)      Investasi sering tidak dapat dialihkan ke bisnis lainnya
d)      Persaingan jangka panjang
         2)      Hubungan Saluran Distribusi
Saluran ini memberikan produsen jalan masuk kepada pelanggan dan organisasi pemakai akhir.
G.    STRATEGI JOINT VENTURE
Joint Venture merupakan suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures) dalam bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (license agreement), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance and know-how agreement), dan sebagainya.

Dasar-dasar adalah sebagai berikut:

      1.      Adanya perusahaan baru yang didirikan secara bersama oleh beberapa perusahaan lain.

      2.    Adanya modal joint venture terdiri dari know-how dan modal saham yang disediakan oleh                  perusahaan-perusahaan pendiri. Kekuasaan ada dipemegang saham terbanyak,
     3.  Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kemerdekaan masing-         masing.


Bentuk joint venture hanya dikenal dalam rangka kerjasama perusahaan domestik dengan perusahaan perusahaan asing yang melakukan ekspansi bisnis. Ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai effisiensi, tingkat kompetitif yang lebih, serta untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode seperti:

H.    STRATEGI TURN AROUND
yaitu strategi untuk melakukan pembenahan/perbaikan terhadap kondisi bisnis yang ada sekarang melalui pencarian metode lain agar perusahaan efisien,penghapusan produk yang tidak menguntungkan, pengurangan angkatan kerja yang tidak produktif, pemotongan aktifitas yang tidak perlu dilakukan, merapikan distribusi dan lain-lain.
      a)      Strategi Penghematan atau Retrenchment
Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan dan profit. Strategi ini jugs disebut strategi turnaround, atau reorganisasi.  Selama strategi ini bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dan dari pemilik, karyawan, dan media.
Langkah awal dalam pelaksananaan strategi penghematan ini  adalah menonaktifkan beberapa asset yang tidak produktif, jika ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif  dengan syarat perusahaan mengalami penurunan penjulan. Wujud nyata dari strategi ini berupa, pemangkasan lini produk penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan karyawan, system pengendalian biaya yang ketat.
Pedoman yang harus dijalankan agar strategi retrenchement efektfi:
1.      Gagal mencapai tujuan dan sasaran secara konsisten, tetapi perusahaan memiliki             kompetensi distingtif.
2.      Perusahaan adalah salah satu pesaing lemah
3.      Inefisiensi, profitablilitas rendah, moral karyawan buruk, serta tekanan dan pemilik untuk melakukan reorganisasi.
4.      Pertumbuhan yang terlampau pesat, perlu reorganisasi internal.

a)      Strategi Divestment
Penjualan satu atau lebih bisnis yang ada sekarang atau pemisahan bagian perusahaan yang ada sekarang. Hal ini dilakukan karena kegagalan yang terjadi secara konsisten pada bisnis tersebut dalam mencapai tujuannya. Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga sering dilakuakn untuk menggali modal untuk selanjutnya digunakan mendanai akuisisi atau investasi. Pedoman yang harus diikuti agar strategi divestasi berjalan efektif adalah:

a)      Penghematan gagal dilakukan untuk memperbaiki keadaan
b)      Divisi perlu sumber daya lebih dari yang ada
c)      Divisi bertanggung jawab atas performa perusahaan yang buruk
d)      Divisi tidak berjalan dengan organisasi
e)      Banyak dana kas yang dibutuhkan dan tidak dapat digali dari sumber lain

I.       STRATEGI LIKUIDASI
Strategi untuk menjual aset bisnis yang ditutup akibat kegagalan atau tidak dapat secara konsisten mencapai tujuan. menjual asset perusahaan yang bernilai tangible merupakan strategi likuidasi. Stragegi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan dan memiliki konsekuensi secara emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang (bangkrut).
Pedoman yang harus diikuti agar strategi likuidasi efektif:
    a)       Ketika strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil
    b)      Hanya alternative bangkrut, likuidasi adalah satu-satunya cara untuk memperoleh dana kas  atas          asset perusahaan.
    c)      Pemilik perusahaan dapat meminimumkan kerugian dengancara menjual asset perusahaan.
ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK
PT INDOFOOD – INDOMIE
Informasi Mengenai PT Indofood Indomie
Manajemen
Marketing
Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam varians. Ada Indomie goreng, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa tradisional seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga ada Indomie duo dan Indomie goreng Premium.
Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan selera konsumen.
Segmen utama yang dituju oleh Indomie  adalah segmen pasar Indonesia dengan targetnya adalah kalangan kelas menengah ke atas. Target tersebut juga dipertimbangkan karena produk Indomie merupakan produk yang health conscious, sehingga dinilai sesuai untuk kalangan menengah ke atas yang sudah mulai mengutamakan aspek kesehatan dalam mengkonsumsi suatu produk. Akan tetapi saat ini Indomie telah mulai merambah pasar luar negeri. Dan mengenai masalah target pasarnya, walaupun target utamanya adalah kalangan menengah ke atas, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk semua kalangan menikmati produk Indomie, dikarenakan sangat banyak warung-warung kecil yang menjual produkk Indomie, maupun warung-warung Indomie pinggir jalan yang membuat Indomie siap makan.
Aktivitas pemasaran yang dilakukan Indomie untuk menjual produknya tergolong cukup gencar dan terintegrasi. Apalagi ketika Wingsfood dengan mie sedap-nya muncul sebagai kompetitor baru yang agresif, Indofood juga menjadi lebih agresif dalam belanja iklan. Walaupun Indomie bukanlah produk utama yang digunakan untuk melawan mie sedaap, akan tetapi hal tersebut tetap memicu kenaikan biaya pemsaran yang digunakan oleh Indomie.
Penetapan harga produk Indomie berbeda dengan produk Indofood lainnya, hal tersebut dikarenakan aspek target pasar yang dtuju oleh Indomie adalah kalangan menengah ke atas, sehingga Indomie sebgai produk yang lebih elegan mempunyai harga yang sedikit lebih mahal. Dalam penentuan harga, suppliers tidak terlalu mempengaruhi penetapan harga produk Indomie, dikarenakan Indofood menguasai jaringan produk ini dari hulu ke hilir, sehingga yang memungkinkan adanya perubahan harga misalnya adalah ketika memang terjadi perubahan harga bahan baku utama  yang cukup siginifikan.
Produksi
Indomie ternyata sudah merambah produksinya hingga Nigeria, arab Saudi, dan mesir, namun pembangunan pabrik disana masih dalam tahap penjajakan.
Bagi Indomie kegiatan proses produksi adalah suatu kegiatan terpenting bagi perusahaan. Karena dengan berlangsungnya proses produksi yang efektif dan efisien , diharapkan kebutuhan konsumen atau pasar dapat terpenuhi. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar apabila ketersediaan akan bahan baku mencukupi.
Pengertian bahan baku dalam hal ini adalah sebagai bagian dari aktifa yang meliputi bahan baku, ataupun barang setengah jadi yang akan mengalami suatu proses produksi. Pada prinsipnya persediaan bahan baku ditujukan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berurutan dalam upaya memproduksi barang jadi atau produk.
Distribusi
Indofood memiliki satu grup tersendiri yang menangani pendistribusian produk-produknya yaitu Grup Distribusi Indofood. Grup distribusi Indofood sangat berperan dalam meningkatkan penjualan produknya. Peningkatan penjualan pada tahun 2007 misalnya, merupakan satu hasil kerja keras dari Grup distribusi Indofood, dan tentu saja hasil dari output bagian-bagian lain pula. Indofood dalam pendistribusiannya concern sekali dengan stock point yang ada di kawasan-kawasan startegis, yang dapat menjamin kelancaran distribusi produk ke ritel-ritel. Penetrasi yang dalam juga telah dilakukan oleh grup ini dengan menambah stock point, sehingga dapat meningkatkan jumlah ritel yang dilayani dan dapat menjangkau kawasan-kawasan pedesaan.
Dalam konteks produk Indofood adalah mi instant, pendistribusiannya dapat dikatakan sudah cukup dalam, paling tidak menurut pendapat penulis. Hal tersebut terindikasi dari tersebarnya warung-warung yang khusus menjual indomie yang siap makan. Selain itu, indikasi lain adalah keberadaan indomie di warung-warung kecil selain tentu saja keberadaannya di setiap supermarket di pelosok Indonesia.
Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Qasa Consulting, kekuatan distribusi Indomie terbukti, dalam The Most Powerfull Distribution Performance tahun 2007, yang mencapai 95%, sedangkan Mi Sedaap yang merupaklan pesaingnya mempunyai kekuatan distribusi sebesar 73%.
Research & Development (R & D)
Indomie memiliki Divisi R&D internal sehinga tidak membutuhkan R&D eksternal. Karyawannya memiliki kualifikasi sebagai berikut sebagai persyaratan bergabung jika ada lowongan :
  • Min Bachelor degree (S1) Food Science Technology
  • Max 1 year experience as R & D Specialist
  • Very Good Analytical thinking
Management Information System
Dalam strukturnya tidak terdapat direktur sistem informasi PT Indofood. Namun setiap manager menggunakan ahli sistem informasi yang telah diekrut
Finance/Accounting
Kondisi keuangan perusahaan terus membaik pada tahun 2007. Hal tersebut tercermin dari beberapa indicator yaitu naiknya net income, total asset, dan cash on hand. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini merupakan indicator-indikator utama dalam menilai kondisi keuangan Indofood.

KASUS
Indomie kini berada di tengah-tengah persaingan yang ketat. Setelah sekian lama menikmati persaingan yang “hampa”, mulai pada tahun 2003, tepatnya pada bulan mei, Indomie harus menghadapi gempuran produk baru yang cukup sensasional, Mie Sedaap. Produk Mie berbendera Wingsfood tersebut sangat agresif dalam menggarap pasar yang selama kurun waktu sebelum 2003 dikuasai oleh Indomie. Selain itu, muncul pula pesaing baru, Mie Kare dari Orang Tua group. Pada saat itu, sebagai dominant market leader, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan yang muncul secara tiba-tiba tersebut membuat Indofood seolah tersentak. Sebagai akibat dari ketidaksiapannya menghadapi persaingan dari para competitor baru, pangsa pasar Indofood mulai terkikis. Menurut data MIX, pada tahun 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gencar, pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%. Pangsa pasar 25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya.

Analisis Tindakan Strategi Manajemen yang sudah dan sedang dilakukan PT Indofood-Indomie dalam rangka menghadapi persaingan seperti kasus diatas dan tentunya dalam rangka mencapai visi misinya. (Klasifikasikan sesuai tipe strategi perusahaan yang sudah di bahas dalam pertemuan ini.)

ANALISIS KASUS
STRATEGI INTEGRASI
Strategi Integrasi Ke Depan
 Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood terutama dalam bidang distribusi produk. PT. Indofood telah sukses dengan menerapkan startegi ini, terbuktri dengan penjualan yang tetap stabil walaupun banyak gempuran dari para pesaing. PT. Indofood memiliki grup distribusi PT. Indofood yang sangat berperan dalam penjualan produknya dan sangat concern di tempat – tempat yang strategis untuk dapat meningkatkan distribusi. Strategi ini dengan menambah stock point sangat membantu meningkatkan distribusi produk. Dengan menerapkan strategi ini, maka PT. Indofood juga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan karena tidak menggunakan jasa distributor lain.
Strategi Integrasi Ke Belakang
Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood untuk menangani masalah pasokan perusahaan. Namun perusahaan masih mengimpor bahan baku utama pembuatan mie  yakni gandum dari luar negeri, dilain sisi proses pendistribusian bahan baku telah ditangani sendiri oleh PT. Indofood, sehingga dapat dikatakan perusahaan telah menerapkan strategi integrasi ke belakang, namun belum sepenuhnya.

STRATEGI INTENSIF
Penetrasi Pasar
Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood, yakni dengan melakukan promosi gencar yang menyasar kaum menengah keatas. Selain itu jugamembuat iklan dengan  menyasar kaum muda yang memiliki aktivitas padat dengan produk indomie dapat menjadi pilihan yang tepat. Selain itu indomie juga sering mengadakan event – event seperti pembuatan jingle indomie yang secara tidak langsung mempromosikan indomie.
Pengembangan Pasar
Strategi ini digunakan oleh indomie terbukti dengan indomie terus  gencar untuk mendapatkan pangsa pasar baru selain didalam negeri. Indomie juga melakukan ekspansi keluar negeri yakni ke semua benua didunis serta membangun pabrik disana.
Pengembangan Produk
Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood yakni dengan mengeluarkan berbagai varian rasa yang berbeda serta mengeluarkan berbagai macam kemasan yang berbeda seperti jenis biasa maupun yang premium.  PT. Indofood pun selalu serius dalam mengembangkan produk – produk mie dengan rasa terbaru yang lebih sehat dan juga sesuai dengan selera pasar yang sebelumnya telah dilakukan penelitian dan pengembangan yang mumpuni.

STRATEGI DIVERSIFIKASI
Diversifikasi Terkait
Strategi ini digunakan oleh PT. Indofood,terbukti dengan adanya produk sejenis mie namun dengan kemasan yang berbeda yakni pop mie, pelopor mie dengan bentuk cup yang sampai saat ini masoih menguasai pasar mie dalam cup.
Diversifikasi Tak Terkait
Strategi ini digunakan oleh perusahaan, salah satu contohnya masuknya PT. Indofood dalam sector bumbu praktis berbagai masakan, saus, kecap serta berbagai jenis barang konsumsi . Diversifikasi ini diluar produk utama PT. Indofood yakni mie instan, namun masih dalam sector konsumsi.

STRATEGI AKUISISI
Strategi ini dilakukan oleh PT. Indofood, yakni dengan mengakuisisi beberapa perusahaan salah satunya adalah mengakuisi usaha Grup Tirta Bahagia yang bergerak dalam bidang industry air minum dalam kemasan (AMDK).

STRATEGI JOINT VENTURE

Strategi ini dilakuakn oleh PT. Indofood yakni dengan melakukan joint venture dengan Tsukishima Food Industry Co Ltd yang membentuk PT PT. Indofood Tsukushima Sukses Makmur di Indonesia

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Anak Kuliahan. Designed by UCOKGINTING